ISLAND ON THE AIR (IOTA) OC- 076 DXPEDITION
SULA ISLANDS - NORTH MALUKU - INDONESIA
February 24 - 26, 2014
February 24 - 26, 2014
The Sula Islands (Indonesian: Kepulauan Sula) are a group of islands in North Maluku inIndonesia. Its three main islands are Mangole, Sanana (officially Sula Besi or Xulla Besi) and Taliabu, with smaller islands Lifamatola and Seho. Until 2013 the whole group was administered as Sula Archipelago Regency (Kabupaten Kepulauan Sula), with its administrative capital at Sanana on the island of the same name; its area is 9,632.92 km2and population 132,070 (at the 2010 census). However in 2013 Taliabu Island was separated from Kepulauan Sula Regency and formed into a new Regency.
Pre-Indonesian Independence saw the Sula Islands also known as the Xulla Islands, with Taliabo as Xulla Taliabo, Sanana as Xulla Bessi, and Mangola as Xulla Mangola.[1]
Administration
Following the removal of 7 districts to create a separate Taliabu Island Regency (Pulau Taliabu) in 2013, the residual Sula Archipelago Regency was divided into 12 districts(kecamatan), tabulated below with their 2010 Census population.
Name | English name | Population Census 2010 |
---|---|---|
Mangole Barat | West Mangole | 7,084 |
Mangole Selatan | South Mangole | 4,665 |
Mangole Tengah | Central Mangole | 6,381 |
Mangole Timur | East Mangole | 4,301 |
Mangole Utara | North Mangole | 10,115 |
Mangole Utara Timur | Northeast Mangole | 3,777 |
Mangole Island | (total) | 36,323 |
Sanana | 25,183 | |
Sanana Utara | North Sanana | 5,675 |
Sula Besi Barat | West Sula Besi | 4,707 |
Sula Besi Selatan | South Sula Besi | 4,298 |
Sula Besi Tengah | Central Sula Besi | 5,929 |
Sula Besi Timur | East Sula Besi | 3,100 |
Sula Besi Island | (total) | 48,892 |
Sulu Archipelago Regency | 85,215 | |
Lede | 5,977 | |
Taliabu Barat | West Taliabu | 9,027 |
Taliabu Barat Laut | Northwest Taliabu | 4,079 |
Taliabu Selatan | South Taliabu | 8,738 |
Taliabu Timur | East Taliabu | 3,542 |
Taliabu Timur Selatan | Southwest Taliabu | 5,066 |
Taliabu Utara | North Taliabu | 10,880 |
Taliabu Island Regency | 47,309 |
Geography | |
---|---|
Location | South East Asia |
Archipelago | Maluku Islands |
Major islands | Mangole, Sanana and Taliabu |
Area | 9,632.92 km2 (3,719.29 sq mi) |
Country | |
Indonesia | |
Province | North Maluku |
Largest city | Sanana |
Demographics | |
Population | 132,070 (as of 2010 Census) |
Density | 13.71 /km2 (35.51 /sq mi) |
source:
http://en.wikipedia.org/wiki/Sula_Islands
Lambang Kabupaten Kepulauan Sula Semboyan: Dad Hea Ted Sua | |
120px Peta lokasi Kabupaten Kepulauan Sula Koordinat: 01°45'-00°00' LS dan 124°05'-126°50' BT | |
Provinsi | Maluku Utara |
Dasar hukum | UU RI Nomor 1 Tahun 2003 |
Tanggal | 25 Februari 2003 |
Ibu kota | Sanana |
Pemerintahan | |
- Bupati | Ahmad Hidayat Mus |
- APBD | - |
- DAU | Rp. 408.687.131.000.-(2013)[1] |
Luas | 9.632 km2 |
Populasi | |
- Total | 132.524 jiwa |
- Kepadatan | 13,76 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | - |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 12 |
- Kelurahan | - |
- Situs web | - |
Kabupaten Kepulauan Sula dengan ibukota Sanana terletak paling Selatan di wilayah Provinsi Maluku Utara. Jarak dari Kota Ternate, ibukota provinsi sekitar 284 km dapat ditempuh melalui penerbangan udara dan pelayaran laut.
Kabupaten Kepulauan Sula pada awalnya menjadi bagian dari Kabupaten Halmahera Barat, bersama-sama dengan Kabupaten Halmahera Utara danKabupaten Halmahera Selatan.
Daftar isi
[sembunyikan]Batas Wilayah
Utara | Laut Banda |
Selatan | Laut Seram |
Barat | Laut Maluku |
Timur | Sulawesi Tengah |
Potensi
Seperti umumnya wilayah Kepulauan Maluku, Sula pun merupakan daerah agraris, khususnya perkebunan. Dari tanah Sula dihasilkan kelapa, cengkeh,pala dan kakao selain produk tanaman pangan seperti padi ladang, ubi kayu dan ubi jalar yang produksinya tergolong besar. Kecamatan Sanana dan Taliabu Timur adalah penghasil utama kelapa yang produk akhirnya berupa kopra. Sementara untuk komoditas perkebunan lain seperti cengkeh, pala dan kakao banyak ditanam di Kecamatan Sanana dan Taliabu Barat.
Selain hasil bumi dari daratan, Sula masih menyimpan potensi lain, baik dari laut maupun yang masih terpendam di dalam bumi. Seperti wilayah lain yang termasuk Kepulauan Maluku, Sula juga dicirikan dengan potensi hasil lautnya. Mata pencaharian penduduk yang utama selain berkebun memang mencari ikan. Dengan luas lautan mencapai kurang lebih 14.500 km² atau 60% dari total wilayahnya dan secara geografis mengelilingi wilayah-wilayah daratannya, bisa dikatakan kabupaten ini menyimpan potensi perikanan yang cukup besar.
Potensi sumber daya alam Kabupaten Kepulauan Sula meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, pertambangan, industri dan pariwisata. Potensi unggulan pada saat ini bertumpu pada sektor kehutanan dan perikanan mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah.
Pertanian
Menurut data Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula, pengembangan pertanian tanaman pangan meliputi sayur-sayuran, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan pengembangan agrowisata untuk komoditas buah-buahan meliputi durian, langsat, manggis dan mangga. Sampai dengan tahun 2005 luas lahan untuk usaha pertanian tercatat 24.743,56 Ha dengan produksi sebesar 33.608,62 ton/tahun.
Kehutanan
Potensi kehutanan di Kabupaten Kepulauan Sula berupa hutan alam yang berdasarkan Peta Paduserasi RTRWP dengan TGHK memiliki luas hutan 471.951,53 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung 46,426,70 Ha, Hutan Suaka alam 12.683,53 Ha, Hutan Produksi Tetap 24.250,00 Ha, Hutan Produksi Terbatas 55.014,00 Ha, Hutan Produksi dapat dikonversi 281.077,70 Ha, Areal Penggunaan Lain 52.499,60 Ha.
Perikanan
Usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Sula adalah perikanan rakyat. Produksi perikanan sangat beragam dengan kesediaan potensi 80.547,81 ton/tahun dan potensi lestari sebesar 40.273,91 ton/tahun dengan standing stock pelagis (permukaan) 33.060,94 ton/ tahun serta ikan demersal (dasar) 16.875,61 ton/tahun dimana pemanfaatan untuk kedua komoditas ini baru mencapai 11.506,53 ton/tahun atau 22,8 persen dari potensi lestari.
Pertambangan
Di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat beberapa indikasi sumber bahan galian golongan A, B dan golongan C, yaitu tambang emas terdapat di Kecamatan Mangoli Timur (Desa Waitina dan Kawata). Kemudian tambang batubara terdapat di terdapat di sepanjang semenanjung Kecamatan Sulabesi Barat (Desa Fuata) dan Kecamatan Taliabu Timur (Desa Sahu dan Tabona) serta Kecamatan Sanana (Desa Wai Ipa) dengan perkiraan cadangan 10.400.000 m. Tambang minyak dan gas terdapat di Kecamatan Mangole Barat (Desa Falabisahaya, Minaluli, Modapuhi, Modapia dan Saniahaya), Cekungan Sula (Memanjang dari perbatasan Kabupaten Banggai hingga sebelah Utara Pulau Taliabu dan Mangoli) dan Cekungan Sula Selatan di sebelah Selatan Pulau Taliabu.
Bahan galian non logam: pasir dan batu (sirtu) terdapat di Kecamatan Taliabu Barat (Desa Nunca, Gela, Bappenu dan Pancado); Pasir Kwarsa di Kecamatan Taliabu Barat (Desa Jorjoga dan Gela); Zeolit di Kecamatan Sanana dan Kecamatan Mangoli Timur (Desa Orifola); Kapur di Pulau Taliabu; Granit di Pulau Mangole dan Taliabu; Lempung di Pulau Mangole (Desa Waisakai) dan Pulau Taliabu; Andesit di Pulau Taliabu; Skist di Pulau Taliabu; dan Koalin di Pulau Mangole dan Taliabu.
Industri
Kegiatan industri di Kabupaten Kepulauan Sula umumnya adalah industri kecil yang didominasi oleh industri rumah tangga, disamping itu terdapat industri kayu lapis (PT. Barito Pasifik Timber Group) di Falabisahaya, Kecamatan Mangole Barat (perusahaan tersebut sudah tutup) dan beberapa industri sawmill yang tersebar di beberapa kecamatan.
Pariwisata
Bidang pariwisata ditunjang dengan sejumlah objek wisata, baik wisata alam maupun wisata sejarah. Obyek wisata alam antara lain pantai Wai Ipa, pantai Manaf di Kecamatan Sanana, taman laut Pagama di Kecamatan Mangole Timur, Pulau Hamparan dan sumber air panas di pantai Losseng Kecamatan Taliabu Timur, Selat Capalulu di Kecamatan Mangole Barat dan Pasir Anjing yang berada di pulau Taliabu, tepatnya di perbatasan desa Jorjoga dan Mintun.
Sedangkan untuk objek wisata sejarah antara lain meliputi: Air Kalimat dan Pasir Anjing di Jorjoga, Gunung Kukusang dan Goa Mananga di Kecamatan Taliabu Barat, Fat Fina Koa (Batu Nona) di Kecamatan Mangole Timur dan Benteng Alting/Dever Watching peninggalan bangsa Portugis di Sanana.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Sula yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan mampu tumbuh mencapai nilai 5,11 persen. Angka pertumbuhan ini sedikit lebih rendah sekitar 0,30 persen bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2004, yaitu sebesar 5,41 persen. PDRB per kapita berdasarkan harga konstan pada tahun 2005, yaitu Rp 2.134.669 mengalami peningkatan 2,77 persen dari tahun 2004, yaitu Rp 2.007.163.
source:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Sula
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Sula